Memahami Konsumsi dari Para Sosiolog


Konsumsi dalam sosiologi (Damsar, 2002 : 149) di pandang bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan yang bersifat fisik dan biologis manusia saja, akan tetapi berkait dengan aspek-aspek sosial budaya. Konsumsi berhubungan dengan masalah selera, identitas, atau gaya hidup. Sosiolog memandang selera sebagai sesuatu yang dapat berubah, di fokuskan pada kualitas simbolik dari barang, dan tergantung pada persepsi tentang selera dari orang lain.

Konsumsi, menurut Don Slater (1997) adalah cara bagaimana manusia dan aktor sosial dengan kebutuhan yang dimilikinya berhubungan dengan sesuatu (dalam hal ini material, barang simbolik, jasa atau pengalaman) yang dapat memuaskan mereka. Jadi, cara memuaskan diri mereka dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti, menonton, melihat, menghabiskan, mendengar, memperhatikan, dan lainnya. Dan saya berasumsi bahwa konsumsi di masa modern ini tidak lagi berupa hal-hal yang sifatnya membeli, konsumsi di masa modern ini bisa tidak mengeluarkan uang cukup melihat dan mendengarkan apabila manusia sudah merasa senang dan puas maka itu bisa disebut sebagai konsumsi.

Dengan definisi yang dijelaskan oleh Slater tersebut bisa dikatakan bahwa kegiatan konsumsi secara keseluruhan mengacu pada aktifitas sosial. Tindakan konsumsi tidak lagi dipahami hanya makan, minum, sandang dan papan saja (kebutuhan primer) tetapi juga berbagai fenomena seperti, mendengarkan lagu, menonton film dibioskop, melihat barang-barang bermerek di mall, atau bahkan hanya sekedar jalan-jalan dengan sepeda sudah menjadi satu kepuasan.

Karl Marx (1884-1891) pun banyak membahas konsumsi dalam karnya tentang komoditas. Dalam membahas komoditas Marx membedakannya menjadi dua, yaitu: pertama, alat alat produksi (means of production) sebagai “komoditas yang dimiliki suatu bentuk di mana komoditas memasuki konsumsi produktif” dan kedua, alat alat konsumsi (means of consumption) dapat didefinisikan sebagai “komoditas yang memiliki suatu bentuk di mana komoditas itu memasuki konsumsi individual dari kelas kapitalis dan pekerja.”

Max Weber (1922-1978) menyatakan bahwa tindakan konsumsi dapat dikatakan sebagai tindakan sosial sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku dari individu lain dan oleh karena itu diarahkan pada tujuan tertentu.

Konsumsi, menurut Yasraf (2004) dapat dimaknai sebagai sebuah proses objektifikasi, yaitu proses eksternalisasi atau internalisasi diri lewat objek-objek sebagai medianya. Maksudnya, bagaimana kita memahami dan mengkonseptualisasikan diri maupun realitas di sekitar kita melalui objek-objek material. Disini terjadi proses menciptakan nilai-nilai melalui objek-objek dan kemudian memberikan pengakuan serta penginternalisasian nilai-nilai tersebut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memahami Konsumsi dari Para Sosiolog"

Post a Comment