Gaya Hidup dalam Sosiologi

Memahami Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, maksudnya adalah siapa pun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lainnya.

 Pola-pola kehidupan sosial yang khusus seringkali disederhanakan dengan istilah budaya. Sementara itu, gaya hidup tergantung pada bentuk-bentuk kultural, tata krama, cara menggunakan barang-barang, tempat dan waktu tertentu yang merupakan karakteristik suatu kelompok.

Menurut Nugroho (dalam Perilaku Konsumen: 148) gaya hidup secara luas di identifikasikan sebagai cara hidup yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (pendapat).

Gaya hidup (life style) menunjukkan bagaimana cara orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka.

Istilah gaya hidup (life style) sekarang ini kabur, sementara istilah ini memiliki arti sosiologis yang lebih terbatas dengan merujuk pada gaya hidup yang khas dari berbagai kelompok status tertentu, dalam budaya konsumen kontemporer istilah ini mengkonotasikan individualitas, ekspresi diri, serta kesadaran diri yang semu. Seperti halnya tubuh, busana, bicara, hiburan saat waktu luang, pilihan makanan dan minuman, rumah, kendaraan, dan pilihan hiburan, dan seterusnya di pandang sebagai indikator dari individualitas selera serta rasa gaya dari pemilik atau konsumen (Mike : 2005).

Weber mengemukakan bahwa persamaan status dinyatakan melalui persamaan gaya hidup, dibidang pergaulang hidup ini dapat berwujud pembatasan terhadap pergaulan erat dengan orang yang statusnya lebih rendah. Selain adanya pembatasan dalam pergaulan, menurut Weber kelompok status ditandai pula oleh adanya berbagai hak istimewa dan monopoli atas barang dan kesempatan ideal maupun material. Kelompok status di beda-bedakan atas dasar gaya hidup yang tercermin dalam gaya konsumsi.

Weber mengemukakan bahwa kelompok status merupakan pendukung adat, yang menciptakan dan melestarikan semua adat-istiadat yang berlaku dalam masyarakat (kamanto. 2000 : 93). Gaya hidup menurut Weber, berarti persamaan status kehormatan yang di tandai dengan konsumsi terhadap simbol-simbol gaya hidup yang sama.

Estetika realitas melatarbelakangi arti penting gaya yang juga di dorong oleh dinamika pasar modern dengan pencarian yang konstan akan adanya model baru, gaya baru, sensasi dan pengalaman baru. Gaya hidup yang ditawarkan berbagai media pada saat sekarang ini adalah ajakan bagi khalayaknya untuk memasuki apa yang disebut budaya konsumer.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Gaya Hidup dalam Sosiologi"

Post a Comment