Sosiologi Ekonomi : Bab 8 Kepercayaan


A. Pengertian kepercayaan

Definisi kepercayaan dalam Oxford English Dictionary dijelaskan sebagai confidence in yang berarti yakin pada dan reliance on yang bermakna percaya atas beberapa kualitas atau atribut sesuatu atau seseorang atau kebenaran suatu pernyataan.

Luhmann sautu istilah yang hanya muncul pada zaman modern. Pengertian kepercayaan yang dikaitkan dengan risiko dikritik oleh beberapa teoritis, salah satu di antaranya adalah giddens (2005). Menurut Giddens kepercayaan pada dasarnya terikat, bukan kepada risiko, namun kepada berbagai kemungkinan.

Definisi kepercayaan yang tidak terkait dengan risiko juga dikemukakan oleh Zucker. Zucker member batasan kepercayaan sebagai “seperangkat harapakan yang dimiliki bersama-sama oleh semua yang berada dalam pertukaran.

Dari semua definisi di atas, dalam tulisan ini, lebih cocok menggunakan batasan yang diberikan oleh Giddens. Selain mencakup berbagai fenomena dan peristiwa kepercayaan, juga memiliki irisan dengan beberapa pendapat teoritisi lain seperti Zucker dan Lwang.

B. Kepercayaan dan Risiko

Giddens secara tegas tidak setuju mengaitkan anjatara definisi kepercayaan dengan risiko. Namun Giddens tidak metup mata bahwa antara kepercayaan dan risiko saling mengisi. Menurut giddens kepercayaan niasanya berfungsi untuk mereduksi atau meminimalisasi bahaya yang berasal dari aktifitas tertentu.

C. Lingkungan Kepercayaan

1. Masyarakat Pramodern

Menurut Giddens ditemukan 4 lingkungan yang menumbuh kembangkan kepercayaan, yaitu hubungan kekerabatan, komunitas masyakarat lokal, kosmologi religi religious, dan tradisi. Pada masyarakat pra-modern hubungan kekerabatan merupakan konteks lingkungan yang lingkungan yang dapat menjadi asal muasal tumbuhkembangnya suatu kepercayaan. Hubungan kekerabatan menyediakan suatu mata rantai hubungan sosial yang dapat diandalkan yang, secara prinsip dan umum dilakukan, membentuk media pengorganisasian relasi kepercayaan (Giddens).

2. Masyarakat Modern

Gidddens melihat bahwa penjarakan ruang dan waktu sebagai pembeda antara anatara masyarakat pramodern dan modern. Relasi personal dalam masyarakat modern menjadi lingkungan bagi tumbuhkembangnya kepercayaa. Pada masa-modern, karakter persahabatan terkait dengan komunitas lokal dan kekerabatan. Kebercayaan terhadap orang terkait dengan relasi personal dalam komunitas lokal dan jaringan kekerabatan.

D. Bentuk Kepercayaan

Diskusi sosiologis tentang kepercayaan umunya dikaitan dengan keterbatan perkiraan dan ketidakpastian yang berkenaan dengan perilaku orang lain dan motif mereka (Giddens, 1988). Setiap orang memiliki keterbatasan dalam meperkirakan sesuatu, untuk mengatasi ketidak pastian tersebut maka dia harus menjalin hubungan kepercayaan dengan orang lain.

Luhman (1973: 30) memandang bahwa kepercayaan merupakan suatu cara yang terpenting dari orientasi manusia terhadap dunia. Kepercayaan adalah suatu mekanisme yang mereduksi kompleksitas sosial. Ia memeliharakan keberlangsungan suatu masyarakat. 

Kepercayan memperbesar kemampuan manusia untuk bekerjasama, bukan didasarkan atas kalkulasi rasional kognitif tetapi melalui pertimbangan dari suatu ukuran penyangga anatara keinginan yang sangat dibutuhkan dan harapan yang mungkin seacara parsial akan mengecewakan. Kerja sama tidak mungkin terjalin kalau tidak didasarkan atas adanya saling kepercayaan diantara sesame pihak yang terlibat.

Kepercayaan meningkatkan toleransi terhadap ketidak pastian. Ketika pesanan suatu barang. Pada umumnya berfungsinya institusi ekonomi dan politik, sistem birokrasi pemerintahan dan moneter, berkaitan langsung dengan sistem kepercayaan dan sebagian bergantung pada kepercayaan yang berlangsung pada konteks yang lebih intim dari setiap orang dalam kehidupan keseharaian.

Bentuk kepercayaan bisa dilihat dari kemunculan kepercayaan tersebut. Berdasarkan kemunculannya bentuk kepercayaan dapat dibagi atas kepercayaan askriptif dan kepercayaan prosesual. Kepercayaan askriptif muncuul dari hubungan yang diperoleh berdasarkan atas cirri-ciri yang melekat pada pribadi seperti latarbelakang kekerabatan, etnis dan keturuna yang dimiliki.

Sedangkan kepercayaab prosesual muncul dari proses interaksi sosial yang dibangun oleh para aktor yang terlibat. Seperti kepercayaan dapat diukur dari jumlah kredit atau pinjaman yang bisa diperoleh oleh seseorang. Jumlah pinjaman yang diperoleh tergantung pada prosesual dari interaksi yang telah dan sedang berlangsung.

Luhman juga membedakan anatar bentuk kepercayaan keseharian termasuk kepercayaan pribadi dan sistem kepercayaan sebagai suatu bentuk yang lebuh impersonal. Masyarakat modern lebih banyak berjalan di atas sistem kepercayaan yang didasarkan atas cara-cara dimana institusi hadir di hadapan kita dibandingkan pada kepercayaan emosional pribadi.

Berbeda dengan Luhman, Sako melihat kepercayaan dalam konteks bisnis. Sako menemukan 3 bentuk yaitu : kepercayaan kompetisi, kepercayaan kontraktual, dan kepercayaan niat baik.

Kepercayaan kompetensi menunjuk pada keyakinan bahwa mitra dagang akan memperlihatkan kewibawaan mereka berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang diakui mereka miliki. Kepercayaan kontraktual mencakup suatu keyakinan bahwa orang atau pihak yang terlibat pada suatu perjanjian tertulis akan menempati janji yang telah diikrarkan bersama tentang suatu transaksi.

Kepercayaan kontraktual meliputi dari perjanjian tertulis yang terinci,jelas,dan tegas tentang tanggal pengiriman spesifik produk, kerahasiaan, dan prosedur pemecahan pertikaian, samapai perjanjian yang bersifat umum dan garis besar saja.

Oleh sebab itu, semakin tinggi ketergatungan pada janji-janji yang digantungkan pada kontrak tersebut. Bersama pihak yang terlibat memilki komitmen terbuka satu sama lainnya untuk melakukan sesuatu yang terbaik bagi keuntungan bersama.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sosiologi Ekonomi : Bab 8 Kepercayaan"

Post a Comment