Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial Pembentuk Struktur Sosial


Struktur sosial merupakan pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun sebagai suatu system, baik vertikal maupun horizontal. struktur vertikal yaitu berbentuk stratifikasi sosial, dan sedangkan harizontal yaitu berbentuk diferensiasi sosial. Dalam ilmu sosiologi, pembentuk struktur sosial, yaitu status dan peran sosial .

Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial.
Diferensiasi Sosial

Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama, pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horizontal (mendatar/sejajar). Asumsinya adalah tidak ada golongan daripembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya, pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa, klan dan agama disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesidan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.

Pada intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak terdapat tingkatan-tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan individu yang lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak lahir. contohnya saja, suku sunda dan suku batak memiliki kelebihan masing-masing. jadi seseorang tidak bisa menganggap suku bangsanya lebih baik, karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam masyarakat.diferensiasi merupakan perbedaan yang dapat kita lihat dan kita rasakan dalam masyarakat, bukan untuk menjadikan kita berbeda tingkat sosialnya seperti yang terjadidi Afrika Selatan.

Untuk lebih jelasnya perhatikan skema di bawah ini diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagaiberikut:
  1. Ciri Fisik Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
  2. Ciri Sosial Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan carapandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori iniadalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawankantor.
  3. Ciri Budaya Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakatmenyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistemkekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatumasyarakat dapat kita lihat dari bahasa,kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
Pengelompokan masyarakat membentuk delapan criteria diferensiasi social, antara lain:
  1. Diferensiasi Ras. Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki cirri-ciri fisik bawaan yang sama. Diferensiasi ras adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
  2. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis). Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yangmasih dianggap mempunyai hubungan biologis.
  3. Diferensiasi Klen (Clan) Klen / kerabat luas / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah system social berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi dimasyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).
  4. Diferensiasi Agama. Diferensiasi agama adalah pengelompokan masyarakat berdasarkanagama/kepercayaannya.
  5. Diferensiasi Profesi (pekerjaan), Diferensiasi profesi adalah pengelompokan masyarakat atas dasar jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan keterampilan khusus. Misal profesi gurumemerlukan keterampilan khusus, seperti: pandai berbicara, bisa membimbing, sabar dansebagainya. Berdasarkan perbedaan profesi orang dimasyarakat berprofesi: guru, dokter, pedagang,buruh, pegawai negri, tentara dan sebagainya.
  6. Diferensiasi Jenis Kelamin, Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu maka adakelompok laki-laki/pria dan kelompok wanita/perempuan.
  7. Diferensiasi Asal Daerah, Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya.
  8. Diferensiasi Partai, Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan social, seazas, seideologi dan sealiran.
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.

Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atauanggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiapindividu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.

Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yangtermasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurutdimensi kekuasaan, previllege dan prestise.

Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di ataskategori dari hak-hak yang berbedaBerarti, stratifikasi social merupakan pembedaan penduduk dalam kelas-kelas secara bertingkat.

Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia,sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.

Dimensi Stratifikasi Sosial
Untuk menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat dipergunakan yaitu :privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi ini dapat dipergunakan sendiri-sendiri,namun juga dapat didigunakan secara bersama.

Karl Marx menggunakan satu dimensi, yaitu privilege atau ekonomi untuk membagi masyarakat industri menjadi dua kelas, yaitu kelas Borjuis dan Proletar. Sedangkan MaxWeber, Peter Berger, Jeffries dan Ransford mempergunakan ketiga dimensi tersebut. Dari penggunaan ketiga dimensi tersebut Max Weber memperkenalkan konsep : kelas,kelompok status, dan partai.

Bentuk stratifikasi dapat dibedakan menjadi bentuk lapisan bersusun yang diantaranya dapat berbentuk piramida, piramida terbalik, dan intan. Selain lapisan bersusun bentuk stratifikasi dapat juga diperlihatkan dalam bentuk melingkar. Bentuk stratifikasi melingkar ini terutama berkaitan dengan dimensi kekuasaan.

Pengelompokan secara vertikal berdasarkan posisi, status, kelebihan yang dimiliki, sesuatu yang dihargai. Distribusi hak dan wewenang, berdasarkan kriteria ekonomi, pendidikan, kekuasaan, dan kehormatan.

Ukuran yang biasa digunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu yaitu:
a) Ukuran kekayaan (kaya miskin, tuan tanah penyewa, ). b) Ukuran kekuasaan (penguasa/ dikuasai) penguasa punya wewenang lebih tinggi. c) Ukuran kehormatan (berpengarug / terpengaruh) ukuran ini ada di masyarakat tradisional (pemimpin informal). d) ukuran ilmu pengetahuan (golongan cendekiawan/ rakyat awam)

Tiga sifat Stratifikasi Sosial 
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
  1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh:- Sistem kasta.Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.- Rasialis.Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan diposisi kulit putih.- Feodal.Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.
  2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota stratadapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.- Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
  3. Stratifikasi Sosial Campuran. Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial Pembentuk Struktur Sosial"

Post a Comment