Sosiologi Ekonomi: Bab 3 Produksi

Ringkasan Sosiologi Ekonomi: Produksi

Sosiologi Ekonomi

Pengertian produksi merupaka segala kegiatan, termasuk prosesnya, yang dapat menciptakan hasil, penghasilan dan pembuatan.oleh sebab itu, produk meliputi banyak kegiatan seperti pabrik membuat sekian pasang sepatu, ibu rumah tangga memasak makanan untuk santapan malam keluarga, petani memanen padi di sawah, dan lain sebagainya.

Kegiatan produksi adalah suatu produk. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, produk didefinisikan sebagai:
  1. barang atau jasa yang di buat di tambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.
  2. barang atau yang bersifat kebendaan seperti barang, bahan, atau bangunan yang merupakan hasil kontruksi.
  3. Hasil kerja, produk berkaitan dengan proses yang bernama kerja.
Pandangan para peneruka para sosiologi tentang produksi
Beberapa pemikiran dari tokoh teori yang akan didiskusikan adalah Karl Marx, Emile Durkheim, dan Max Webber.

Karl Marx
Produk dari kegiatan produktif (kerja) manusia merupakan hakekat manusia, yang menjadi pembeda dengan makhluk lain seperti binatang.

Kapitalisme telah menyebabkan manusia, sebagai pekerja, tidak lagi mempunyai control atas potensi yang terkandung dalam kerja mereka. Potensi ini dapat disebut mark sebagai tenaga kerja.sistem upah-kerja pada kapitalisme telah memisahkan kerja pada kapitalisme telah memisahkan kerja dengan kebutuhan sehingga kerja tidak lagi menjadi tindak pemenuhan kebutuhan.

Emile Durkheim
Durkheim menjelaskan perubahan sosial yang memiliki dua tipe masyarakat, yaitu masyarakat yang berlandasan solidaritas mekanik dan solidaritas organic. Mekanik di tandai oleh pembagian kerja yang rendah, kesadaran kolektif yang kuat, hukum refresif dominan, individualitas rendah, pola normative sebagai konsekuensi terpenting dalam komunitas,dan saling ketergantungan rendah, sedangkan organic pembagian kerja yang tinggi, kesadaran kolektif lemah,hokum restitutif dominan, induvidualitas tinggi, nilai abstrak dan umum sebagaqi consensus terpenting dalam komunitas, dan saling ketergantungan tinggi.

Perbedaan antara solidaritas mekanik dan solidaritas organik secara garis besar, dan di jelaskan melalui perbedaan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Solidaritas mekanik dapat merujuk pada masyarakat pedesaan, sedangkan organik pada masyarakat perkotaan.

Max Webber
Webber menemukan aspek tertentu dalam etika protestan sebagai perangsang yang kuat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi kapitalis modern dalam tahap-tahap pembentukannya.

Pemeluk protestan masa awal percaya bahwa kesuksesan sebagai tanda dari terpilihnya mereka untuk memperoleh keselamatan abadi. Konsekuensi logisnya adalah menghasilakan motivasi untuk setia terhadap pekerjaan, berprestasi dalam pekerjaan, membatasi konsumsi, dan gaya hidup yang rasional dan sistematis.

Fokus Kajian Sosiologi tentang Produksi
Fenomena dan kenyataan yang menjadi fokus kajian sosiologi tentang produksi:
  1. Kerja: ideologi, nilai, sikap, motivasi, dan kepuasan.
  2. kepuas produksi: tanah,tenaga kerja,teknologi, capital, dan organisasi.
  3. Pembagian kerja.
  4. Cara-cara produksi.
  5. Hubungan-hubunganproduksi.
  6. Hubungan teknologi : instrument, pengetahuan, jaringan operasi, dan kepemilikan.
  7. Alienasi.
  8. Teknoogidan kerja.
  9. Pendidikan, teknologi dan kerja.
  10. Produksi untuk Digunakan Versus produksi untuk di jual.
Menurut sanderson, sitem ekonomi cenderung di organisasikan, terutama, masyarakat pra-kapitalis di organisasikan melalui berbagai aktivitas dimana produksi barang untuk nilai guna adalah perhatian satu-satunya produsen.

Kapitalisme modern merupakan suatu ekonomi produksi yang diprioritaskan untuk dijual di pasar ketimbang untuk digunakan sendiri.

Produksi Sepanjang Sejarah Umat Manusia

Ada tiga bentuk mayarakat yaitu: masyarakat prakapitalis, masyarakat kapitalis,dan masyarakat pasca kapitalis.

Produksi pada masyarakat prakapitalis
Kapitalis berasal dari kata capital yang artinya kepala, artinya, dana persedian, barang , sejumlah uang, dan uang pinjaman.

Menurut berger mengacu pada pemilik capital.

Sedangkan Max webber menjelaskannya dengan suatu tindakan ekonomi yang ditunjukkan pada suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan laba dengan adanya pertukaran.

Masyarakat prakapitalis yang yang tersentuh oleh revolusi pertanian, mereka memproduksi berbagai hasil pertanian, berbagai kerajinan rumah tangga,serta berbagai macam peralatan kerja pertanian yang dibuat oleh pandai besi yang relatif canggih dibandingkan yang belum tersentuh revolusi pertanian.

Produksi pada masyarakat kapitalis
Masyarakat kapitalis dibangun di atas ekonomi pasar ,yaitu suatu sistem ekonomi yang di control, diatur,dan diarahkan oleh pasar itu sendiri. Ekonomi jenis ini berasal dari suatu harapan bahwa umat manusia akan mengambil sikap sedemikian rupa untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.

Fordisme: menurut Goerge Ritzer dan Goodman, gagasan prinsip dan sistem yang di tumbuhkan oleh Henry Ford. Tokoh ini berjasa dalam mengembangkan sistem produksi masa modern,terutama melalui penciptaan, sistem perakitan mobil secara bergilir.

Ciri fordisme :
  1. Produksi missal untuk produksi sejenis.
    Fordisme melibatkan produksi homogeny missal, suatu perusahaan memproduksi produk sejenis secara banyak di tunjukkan tidak hanay pasar nasional, tetapi juga untuk pasar regional bahkan pasar global.
  2. Penggunaan teknologi yang tidak fleksibel.
    Salah satu ciri Teknologi fordisme adalah teknologi jalur perakitan, yaitu suatu teknologi semi otomatis dimana setiap jalur memiliki spesifikasi pekerjaan dengan tingkat keterampilan seperti tukang pasang baut.
  3. Adopsi rutinitas kerja standar.
    Seorang buruh pekerja hanya memiliki ketrampilan kerja tertentu yang terstandar.
  4. Penigkatan produktifitas berasal dari ekonomi skala serta penghapusan skill, intensifikasi, homogenitas kerja.
  5. Ekonomi skala sebagai perusahaan besar menghasilkan sejumlah besar produk bisa memproduksi tiap produk individu lebih murah dibandingkan perusahaan kecil yang menghasilkan barang dalam sejumlah kecil.
    Pertumbuhan pasar bagi item produksi massal, yang menimbullan Homogenisasi pola konsumsi.
  6. Fordisme menciptakan pertumbuhan pasar bagi homogeny industry produksi missal.
    Meningkatnya pekerja missal dan serikat pekerja yang birokratis.
  7. Fordisme membutuhkan peningkatan kerja missal seiring dengan kebutuhan dari pertumbuhan pasar terhadap produk missal.
    Negoisasi serikat pkerja mengenai keseragaman upah berkaitan erat dengan keuntungan dan proktivitas
  8. Fordisme melahirkan serikat pekerja yang berfungsi untuk menegosiasikan upah yang seragam atas keuntungan dan produktifitas perusahaan yang sebagian disumbangkan oleh aktifitas pekerja.
    Kenaikan permintaan atas kenaikan suplai produk yang diproduksi secara Massal,berkatan dengan unionisasi, menyebabkan kenaikan upah.
  9. Fordisme telah mampu menghasilkan produk massan dalm jumlah banyak oleh para pekerja.
    Pasar untuk produk di pengaruhi oleh kebijakan ekonomi Keynesian dan pasar untuk tenaga kerja ditangani melalui persetujuan kolektif yang di atur pemerintah.
  10. Lembaga pendidikan umum menyediakan tenaga kerja missal yang di perlukan oleh industri.
    Fordisme menciptakan lembaga pendidikan umum yang mampu memasok tenaga kerja misalnya: Lembaga pendidikan umum memproduksi secara massal lulusan yang mampu menggerakkan fordisme.
Pasca fordisme, kemunculan pasca fordisme di tandai oleh:
  1. Minat terhadap produk missal menurun , minat terhadap produk khusus meningkat.
  2. Produk yang lebih terspesialisasi memerlukan jangka waktu yang lebih pendek, yang dapat dihasilkan dalam sistem yang blebih kecil dan lebih produktif.
  3. Produksi yang lebih fleksibel menjadi mengguntungkan dengan datangnya teknologi baru.
  4. Teknologibaru memerlukan tenaga kerja yang selanjutnya mempunyai keterampilan yang berbeda dan pendidikan yang lebih baik, lebih bertanggung jawab dan otonomi makin besar.
  5. Produksi harus dikontrol melalui sistem yang lebih fleksibel.
  6. Birokrasi yang sangat besar dan tidak fleksibel perlu diuibah secara Dramatis agar beroperasi lebih lentur lebih fleksibel.
  7. Serikat pekerja yang dibirokrasikan (dan partai politik) tidak l;agi memadai untuk mewakili kepentingan tenaga kerja baru yang sangat terdiferensiasi.
  8. Perundingan kolektif yang terdesentralisasikan menggatikan negoisiasi yang tersentralisasi.
  9. Tenaga kerja menjadi semakin terdiferensiasi dan memerlukan komoditas, gaya hidup, dan saluran kultur yang makin terdiferensiasi.
  10. KekayaanNegara yang tersentaralisasi tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan rakyat yang berbeda-beda dan diperlukan lembaga yang lebih terdiferensiasi dan lebih fleksibel.
Perubahan dari fordisme menjadi pasca-fordisme telah merubah bentuk masyarakat dari masyarakat kapitalis ke masyarakat pascakapitalis. Menurut martyn J. Lee terdapat perbedaan tipe ideal antara komoditas pada masyarakat kapitalis dan pascakapitalis. Berikut perbedaan tersebut menurut Lee:
  1. Durabilitas Versus nondurabilitas. Kemoditas dalam masyarakat fordisme ditekankan pada ketahanan usia atua tahan lama karena kuat, kokoh mantap.
  2. sensitivitas komoditas yang diproduksi berdasarkan pasca fordis sangat tinggi.Elekro-mekanis versus elektro mikro.
  3. Pada masa fordisme, komoditas lebih banyak dikembanghkan pada basis elekro mekanis seperti mobil,radia,radio,televise,dan sebagainya.
  4. Materi versus eksperensial. Pada tahun-tahun terakhir ini, telah terjadi de-materialisasi terhadap bentuk komoditas. Kata Lee dorongan untuk mempercepat perputaran komoditas dan nilai tahan lama serta bersifat material yang usianya melampaui momen pertukaran actual, menuju komoditas yang tidak tahan lama dan eksperensial yang digunakan selama konsumsi seperti komersialisasi olahraga yang digunakan selama konsumsi seperti komersialisasi olahraga atau telepon selular yang memiliki kecepatan tinggi pertukaran jenis,disain,dan mode.
  5. Soliditas versus fluiditas. Menurut Lee, terlalu mahalnya ongkos untuk pembangunan pabrik dan mesin yang diperlukan untuk mencapai volume produksi tertentu hanya dapat ditutupi dan diperluas jika volume produksi tertentu hanya dapat ditutupi dan diperluas jika volume produksi tersebut dapat beroperasi tanpa henti selama mungkin.
  6. Struktur versus fleksibilitas. Fleksibilitas komoditas ditunjukkan oleh adanya bensainisasi atau miniaturisasi komoditas, yaitu proses membuat produk lebih kecil dalam hal ukuran fisik komoditas.
  7. Kolektif versus individualitas. Individua litas di produksi secara massal dalam fordisme, produksi missal tersebut ditunjukan bagi suatu selera atau kebutuhan yang dikonstruksi melalui media secara kolektif.
  8. Homogeny versus heterogen. Heterogenitas produk tersebut ditunjukan bagi keberagaman keinginan dan kebutuhan dengan gaya hidup yang dimiliki.
  9. Terstandar versus biasa, untuk mencapai pemenuhan produksi massal maka semua kegiatan terstandar. Komoditas yang diproduksi bsecara missal terstandar dalam ukuran, warna dan fungsi.
  10. Perangkat keras versus perangkat lunak. Perangkat luna berkembang begitu pesat pada massa pasca-fordisme dibandingkan masa sebelumnya.
  11. Tetap versus portabel. Salah satu karakteristik dai komoditas fordis adalah komoditas yang bersifat tetap. Artinay komoditas yang diproduksi secara missal terikat pada ruang,sehingga dia harus berada tetap di suatu ruang.
  12. Bertahan lama versus instan. Salah satu standar kualitas yang diberikan oleh produk fordis adalah komoditas yang tahan lama.
  13. Fungsi Versus Bentuk. Fungsi dari suatu komoditas merupakan salah satu hal yang untuk ditawarkan kepada konsumen. Perusahaan mengiklankan produk mereka dengan menonjolkan keunggulan fungsi dari produk yang ditawarkan.
  14. Manfaat versus gaya. Karena lebih diutamakan fungsi dari suatu produk ketimbang yang lain, maka pada nmasa fordis manfaat dari suatu komoditas adalah hal yang utama yang harus ditonjolkan kepada konsumen.
Sumber:
Damsar. 2002. Pengantar Sosiologi ekonomi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sosiologi Ekonomi: Bab 3 Produksi"

Post a Comment