Penghambat Pembangunan di Indonesia


Masalah Sosial Pembangunan di Indonesia
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik dalam lingkungan masyarakat. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pemba­ngunan merupakan proses untuk melakukan perubahan. Menurut Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan perubahan yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Memahami hal tersebut, maka apa saja yang menjadi persoalan yang menghambat pembangunan di Indonesia? berikut persoalan di lihat dari faktor budaya.

1. Gotong royong
Gotong royong adalah aktivitas-aktivitas tolong menolong atau bisa dikatakan sebagai sistem tukar menukar tenaga. Gotong Royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dari jaman daulu kala hingga saat ini. Rasa kebersamaan ini muncul, karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk meringankan beban yang sedang dipikul. Dengan adanya rasa kebersamaan yang terjalin akan menumbuhkan rasa kekeluargaan dan ikatan yang kuat.

Koentjaraningrat (1984 : 7) mengemukakan kegiatan gotong-royong di pedesaan sebagai berikut:
  1. Dalam hal kematian, sakit, atau kecelakaan, di mana keluarga yang sedang menderita itu mendapat pertolongan berupa tenaga dan benda dari tetangga-tetangganya dan orang lain sedesa.
  2. Dalam hal pekerjaan sekitar rumah tangga, misalnya memperbaiki atap rumah, mengganti dinding rumah, membersihkan rumah dari hama tikus, menggali sumur, dan lain-lain, dimana pemilik rumah dapat minta bantuan tetangga-tetangganya yang dekat dengan memberi bantuan makanan.
  3. Dalam hal pesta-pesta, misalnya pada waktu mengawinkan anaknya, bantuan tidak hanya dapat diminta dari kaum kerabatnya, tetapi juga dari tetangga-tetangganya, untuk mempersiapkan dan penyelenggaraan pestanya.
  4. Dalam mengerjakan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan umum dalam masyarakat desa, seperti memperbaiki jalan, jembatan, bendungan irigasi, bangunan umum dsb., untuk mana penduduk desa dapat tergerak untuk bekerja bakti atas perintah dari kepala desa.
Gotong-royong dapat dikatakan sebagai ciri dari bangsa Indonesia terutama mereka yang tinggal di pedesaan yang berlaku secara turun temurun, sehingga membentuk perilaku sosial yang nyata kemudian membentuk tata nilai kehidupan sosial. Adanya nilai tersebut menyebabkan gotong-royong selalu terbina dalam kehidupan komunitas sebagai suatu warisan budaya yang patut dilestarikan.
Lalu, kenapa nilai gotong royong bisa dikatakan sebagai penghambat pembangunan di negara kita?
Perlu kita identifikasi terlebih dahulu empat konsep nilai gotong royong dalam sistem nilai budaya orang Indonesia, di antaranya:
  1. Disadari atau tidak manusia saling bergantung antara satu dan yang lainnya, manusia tidak bisa hidup sendiri dia memerlukan orang lain di dunia ini.
  2. Manusia hakekatnya bergantung dalam segala aspek kehidupannya kepada orang lain.
  3. Manusia harus bisa menjaga hubungan baik antar sesamanya. Terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa.
  4. Selalu berusaha untuk bersifat konform, berbuat sama dan bersama dengan sesamanya dalam masyarakat.
Dari keempat konsep tersebut tertanamlah jiwa sama rata dan sama rasa di dalam masyarakat kita, sehingga hal itulah yang sebenarnya menghambat pembangunan. Konsep sama rata sama rasa merupakan suatu kekuatan mencegah berkembangnya bakat dan keistimewaan dari individu untuk berkembang dan menonjol atas yang lain akan jadi terhambat dan tentu saja efeknya akan menyebabkan persoalan untuk membangun negeri.

Ada juga hal yang lain dari nilai gotong royong yang dapat menghambat pembangunan yaitu kerja bakti yang sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat Indonesia. Untuk di jaman sekarang ini kerja bakti yang sebenarnya dalah membangun dengan mengekploitasi tenaga murah rakyat ( feodal dan kolonial ). Misalnya, saat ini ketika orang ingin membangun sebuah rumah mereka mengatasnamakan gotong royong ( kerja bakti ) dengan mengerahkan tenaga masyarakat sekitar, mau tidak mau, suka tidak suka, terpaksa ataupun tidak masyarakat yang lain harus ikut turut serta membantu dengan dalih bahwasannya hidup itu saling keterkaitan yang suatu saat nanti pasti akan membutuhkan uluran tangan orang lain.

Meskipun hanya diberi upah dengan sebungkus nasi dan sebatas ucapan terima kasih saja. Padahal jika diingat kembali dalam hal itu ada unsur keterkaitan dan mengekploitasi tenaga murah, hal itupun biasanya hanya menguntungkan sebagian orang. Lain halnya bila masyarakat mengerjakan suatu proyek berdasarkan gotong royong dengan rasa rela, karena yakin bahwa proyek itu bermanfaat bagi mereka . baru mereka bekerja dengan sungguh-sungguh bukan kerja karna suatu ikatan yang mengikat.

2. Pemikiran masyarakat yang irasional
Irasional, dalam definisinya di jabarkan sebagai sesuatu yang tidak berdasarkan akal (penalaran) yg sehat atau ukuran lain di luar ukuran akal. pendekatan ini sering di gunakan oleh mereka yang memang tidak memiliki kecenderung dan kemampuan secara akademis dan logis, namun dalam faktanya memang terjadi. tidak mampu di cerna akal tetapi dalam kejadian benar-benar terjadi dan dapat di pahami dan dimengerti secara bathin, artinya bathin yang membenarkan.

Irasional atau pemikiran irasional seperti percaya pada hantu, akan menimbulkan rasa farno atau takut dalam diri masyarakat hal itu jelas akan menghambat pembangunan karan mengguncang pemikiran-pemikiran mereka dengan hal-hal yang tidak nyata.

3. Mencontek
Mencontek adalah sebuah budaya yang sering dilakukan oleh para pelajar padahal mencontek itu sangat tidak baik karena merugikan diri sendiri dan orang lain. Mencontek memang hal wajar bagi kalangan pelajar atau mahasiswa apalagi saat mengerjakan ulangan, uts dan bahkan pada saat ujian nasional pun mereka malah sibuk mencari contekan bukannya sibuk belajar.

Mencontek dapat menyebabkan ketidakindahan moral dikalangan pelajar, pelajar yang seharusnya menjadi kaum yang berintelek sebagai generasi penerus membawa perubahan ke arah yang lenbih baik dalam sebuah pembangunan ke masa yang akan datang.

Selain persoalan di atas, terdapat beberapa persoalan lainnya yang dapat menyebabkan pembangunan Indonesia terhambat, yaitu :
1) Sumber daya manusia (SDM)
SDM yang berkualitas rendah dan juga keahlian dan kewirausahaan yang rendah menghambat pembangunan.Hal itu dapat menyebabkan produktivitas manusia rendah padahal sdm berkualitas sangat penting dan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi). Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

2). Sumber Daya Modal (investasi)
Investasi di Indonesia masih rendah padahal modal sangat dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi tersebut, investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi.

Penyebab perlambatan investasi
  1. Prosedur perijinan investasi yang panjang dan mahal.
  2. Prosedur yang panjang dan berbelit mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang dapat menghilangkan peluang usaha yang seharusnya dimanfaatkan, baik untuk kepentingan perusahaan, kepentingan nasional, maupun kepentingan daerah dalam rangka menciptakan lapangan kerja.
  3. Rendahnya kepastian hukum.
  4. Kepastian hukum merupakan landasan bagi investor dalam perencanaan investasi dan operasional. Namun demikian kepastian hukum masih belum memadai, hal ini tercermin dari:
  5. Lambatnya perumusan peraturan dan perundangan.
  6. Lemahnya penegakan hukum.
Banyaknya tumpang tindih kebijakan antar pusat dan daerah dan antar sektor; kesimpangsiuran pemahaman kewenangan dan keragaman kebijakan investasi antara pemerintah pusat dan daerah serta antar daerah.

3. Teknologi Yang Masih Rendah
Penggunaan teknologi yang rendah menyebabkan ketidakefesien dan produktifitas yang rendah.Secara umum dapat dikatakan bahwa makin tinggi teknologi yang digunakan maka makin besar kemampuannya untuk memperbesar tingkat produksi dan mempercepat pembangunan ekonomi.Jadi dapat dikatakan salah satu langkah yang perlu dilakukan untuk membangun suatu perekonomian adalah dengan mengembangkan pemakaian teknologi yang modern atau tepat guna

4. Perkembangan Penduduk
Jumlah penduduk yang besar tapi tidak berkualitas karena tidak disertai pendidikan terjadilah masyarakat yang tidak produktif dapat menjadi beban bagi pembanguan.di dasari bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan memicu pengangguran di masa akan dating dan produktifitas masyarakat rendah.Hal ini akan menurunkan tingkat pendapatan perkapita

5. Birokrasi Buruk
Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga Transparency International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007.

Birokrasi Indonesia terkenal rumit dan berbelat-belit,perijinan usaha yang panjang dan mahal.Prosedur yang panjang dan berbelit mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang dapat menghilangkan peluang usaha yang seharusnya dimanfaatkan, baik untuk kepentingan perusahaan, kepentingan nasional, maupun kepentingan daerah dalam rangka menciptakan lapangan kerja.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penghambat Pembangunan di Indonesia"

Post a Comment