Sosiologi Pendidikan: Sekolah dan Modernisasi

SEKOLAH DAN MODERNISASI



Menurut beberapa tokoh fungsionalisme berpendapat bahwa, sekolah sebagai lembaga merupakan suatu subsistem dalam masyarakat memiliki fungsi yang penting dalam setiap system sosial, sehingga lembaga sekolah akan bertahan sampai kapanpun. Menurut Durkeim (1961, dalam Haralambos et.al, 2004) menyatakan bahwa fungsi utama dari sekolah adalah untuk mensosialisasikan norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, memupuk solidaritas sosial, dan untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat industry. 

Sedangkan menurut Parsons (1961, dalam Harlambos et.al, 2004) menyebutkan bahwa sekolah berfungsi sebagai agen sosialisasi utama (general socializer) dalam masyarakat setelah dan di luar keluarga (Karena keluarga merupakan tempat terjadinya sosialisasi pertama kali dalam kehidupan bermasyarakat). Di sekolah anak diajarkan dua nilai penting yang dibutuhkan masyarakat yang menjadi ciri masyarakat industri, yang berorientasi nila yaitu berupa prestasi (the value of achieverment) dan nilai persamaan atas kesempatan (the value of opportunity). Hal tersebut disebut oleh Davis and Moore (1967, dalam Haralambos et.al, 2004) bahwa pendidikan sebagai alat untuk alokasi peran dan menyaring individu berdasarkan potensi dan kemampuan masing-masing individu, kemudian menentukan stratifikasi sosialnya.

Dari semua pemahaman diatas mengenai sekolah, maka penulis akan menyalurkan juga pendapat dalam memahami apa itu sekolah. Menurut penulis sendiri yang telah menyelesaikan studi sarjana sosiologi, bahwa sekolah merupakan tempat untuk memupuk pengetahuan, tempat untuk sosialisasi, dan tempat untuk transfer pengetahuan, serta tempat untuk berorganisasi.

Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat akibat dari pembangunan sosial (modernisasi) akan mengalami benturan-benturan budaya. Hal ini terjadi Karena adanya perubahan nilai-nilai yang mendorong keberhasilan pembangunan. Agar tidak terjadinya benturan nilai tradisional dan nilai yang baru saja muncul (modern) akibat dari proses pembangunan. Maka Soejarto Poespowardoyo (1986:120) memberikan pemikiran untuk permasalahan tersebut, yaitu perlu dikembangkan dua nilai utama, yaitu nilai yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan nilai yang dapat meningkatkan kualitas manusia (pengembangan diri). Nilai pengembangan diri tersebut dimaksudkan agar dapat mengurangi alienasi (terasingi dari industrialisasi, menurut penulis).

Lebih jauh untuk melihat keberartian sekolah dalam meningkatkan kualitas individu dan masyarakat dalam konteks modernisasi, dari beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa adanya hubungan yang positif antara sekolah dan modernisasi khususnya pada tingkat individu.

Cunningham (1973:209) mengatakan bahwa hubungan sekolah dengan modernitas individu dapat ditelusuri melalui beberapa poin penting beikut ini:
  1. Jumlah tahun dan tingkat pendidikan yang dijalani, 
  2. Penerapan kurikulum di sekolah, dan 
  3. Lingkungan sekolah.
Menurut beberapa penelitian yang dilakukan, salah satunya seperti yang dilakukan oleh Nachmias dan Sadan (1997:272) menemukan adanya hubungan positif antara lamanya bersekolah dengan modernitas individu. Temuan-temuan tersebut menguatkan kesimpulan Inkeles yang menyatakan bahwa hamper semua masyarakat lamanya sekolah yang dialami oleh individu menjadi predictor yang paling kuat terhadap sikap, orientasi nilai modern pada individu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sekolah merupakan prediktor utama menciptakan manusia modern untuk menunjang proses sosialisasi.

Sekolah berfungsi sebagai alat atau wahana, menurut Francis Wahono (2001), sebagai alat, sekolah berperan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan, alat pembentukan watak, alat keterampilan, alat mengasah otak, alat meningkatkan pekerjaan, alat investasi, alat konsumsi, alat menanamkan nilai moral dan ajaran keagamaan, alat pembentukan kesadaran bangsa, alat meningkatkan taraf ekonomi, alat mengurangi kemiskinan, alat mengangkat status sosial, alat menguasi teknologi dan alat menciptakan keadilan sosial.

Sekolah merupakan alat modernisasi, karena sekolah selalu mengajarkan pengetahuan dan keterampilan, disamping itu ia juga berperan secara efektif menanamkan nilai-nilai modern yang dibutuhkan sebagai alat prasyarat bagi tiap bangsa yang hendak memasuki era industrialisasi. Sikap tersebut seperti kewiirausahaan, keberanian mengambil resiko, kreativitas, motivasi berprestasi dan juga sikap lainnya yang berhubungan dengan sekolah dan modernisasi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sosiologi Pendidikan: Sekolah dan Modernisasi"

Post a Comment