Kebudayaan dalam Sosiologi

Pengantar Sosiologi: Kebudayaan


Pengantar Sosiologi

Pengertian  Kebudayaan 
Kebudayaan  seringkali  kita  kaitkan  dengan seni  dalam  kehidupan  sehari-hari. Kata budaya  sendiri  berasal  dari  kata “buddhayah” yang  berasal  dari bahasa sansekerta  dan  merupakan  bentuk  jamak kata “budhi” yang  berarti budhi  atau  akal. Kebudayaan  sendiri  seringkali  diartikan sebagai “hal-hal  yang bersangkutan  dengan budi  atau  akal.  

Kebudayaan  sendiri  menurut  definisi  para ahli, Selo  Soemardjan & Soelaeman Soemardi mendefinisikan  kebudayaan sebagai  semua hasil  karya, rasa, dan  cipta dari  masyarakat. Karya  masyarakat menghasilkan  teknologi dan  kebudayaan kebendaan  atau  untuk kebudayaan jasmani yang  diperlukan  oleh manusia  untuk menguasai  alam  sekitarnya agar kekuatan serta  hasilnya  dapat diabadikan  untuk keperluan  masyarakat. (Soerjono  Soekanto, 1990).   

Pendapat  lainnya  dari  antropolog  E.B  Tylor mendefinisikan  bahwa kebudayaan  adalah komplek  yang  mencakup  pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum  adat istiadat  dan  lain  kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan  yang  didapatkan oleh  manusia  sebagai  anggota masyarakat. (Soerjono  Soekanto:  1990).

Dapat disimpulkan  bahwa  kebudayaan adalah mencakup  semua  yang  didapatkan, dipelajari  bahkan  diciptakan  oleh manusia sebagai  anggota  masyarakat  yang mempengaruhi tingkat  pengetahuan meliputi ide  atau  gagasan  yang  terdapat  dalam pikiran  manusia, perwujudan kebudayaan adalah  yang  diciptakan  oleh  manusia sebagai  makhluk  yang berbudaya, berupa perilaku  dan  benda-benda  yang  bersifat nyata,  misalnya pola-pola  perilaku, bahasa, peralatan  hidup, seni  yang  kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia  dalam melangsungkan  kehidupan bermasyarakat.

Ciri-ciri  Kebudayaan 
Menurut  Suhandi  (1987:33-36)  kebudayaan memiliki  ciri-ciri  umum yakni:
  1. Kebudayaan  dipelajari  suatu  kebudayaan dapat  diperoleh  dari  suatu  proses belajar.
  2. Kebudayaan  sendiri  telah  ada  sejak  awal manusia  muncul,  yang  kemudian dikembangkan dan diteruskan  kepada generasi-generasi selanjutnya.
  3. Kebudayaan  hidup  dalam  masyarakat sebagai  unsur  yang  sangat  erat  dan tidak dapat dipisahkan.
  4. Kebudayaan bersifat dinamis, dapat dikembangkan dan berubah.
Unsur-unsur  Kebudayaan 
Unsur-unsur  atau  hal  yang  terdapat  untuk membangun  suatu  kebudayaan menurut Melville  J. Herskovits  menyatakan  empat unsur-unsur  pokok kebudayaan, diantaranya seperti di bawah ini:

1. Alat-alat teknologi
Manusia  berusaha  untuk  bertahan  hidup, sehingga  manusia  membuat peralatan-peralatan  untuk  menunjang  kehidupannya. Dalam  alat-alat  teknologi para  antropolog memahami  bahwa  benda-benda  yang dihasilkan  masih menggunakan  teknologi sederhana. Dengan  demikian  alat-alat teknologi termasuk dalam bahasan kebudayaan fisik.   

2. Sistem ekonomi 
Dalam  hal  ini  dapat  dilihat  dari  perbedaan sistem  ekonomi  antara  daerah tradisional dan  modern. Dalam  daerah  tradisional pengelolaan  tanah  adalah profesi  utama para  penduduk  berbeda  dengan  daerah modern  yang  terdapat banyak  pusat-pusat industri  banyak  penduduk  yang  bekerja  di industri-industri tersebut.

Komponen  kebudayaan
Menurut  para  antropologi  kebudayaan memiliki  beberapa  elemen-elemen yaitu:
  1. Kebudayaan  material,  mengacu  pada ciptaan  masyarakat  yang  konkret. Contohnya  adalah temuan  yang  dihasilkan oleh para  arkelogi,
  2. Kebudayaan non  material,  adalah  sebuah ciptaan  yang  bersifat  abstrak  yang diwariskan  ke  generasi  selanjutnya. Contoh: lagu  lagu  tradisional,  tariantarian tradisional.
  3. Lembaga  sosial, dalam  hal  ini  lembaga sosial  memberikan  peran  yang  besar dalam berhubungan  dan  berkomunikasi  dalam masyarkat. Contoh: di  desa beberapa  daerah wanita  tidak  perlu  sekolah  tinggi, namun berbanding terbalik  dengan  di  kota-kota besar  seorang  wanita  wajar  memempuh pendidikan tinggi bahkan  menjadi wanita karier.
  4. Sistem  kepercayaan,  sistem  ini  akan mempengaruhi  dalam  kebiasaaan, bagaimana  memandang  hidup  dan kehidupan  hingga  bagaimana  mereka berkomunikasi. Dalam  hal  ini  manusia memiliki  kecerdasan  dalam  berfikir bahwa diatas  kekuatan  dirinya  masih  terdapat kekuatan  yang  maha  besar yang  dapat mengubah-ubah  kehidupannya. Oleh karenanya, manusia  takut dan lahirlah kepercayaan. 
  5. Estetika,  dalam  hal  ini  secara  umum setelah manusia  dapat  memenuhi kebutuhan fisiknya,  manusia  akan  senantiasa  mencari pemuas  untuk kebutuhan  psikisnya. Seorang manusia  membutuhkan  pandangan  mata yang  indah serta suara  yang  merdu  untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
  6. Bahasa, bahasa  manusia  awalnya  berwujud sebuah  kode  dan  disempurnakan dalam bentuk lisan, yang pada  akhirnya  menjadi bahasa  tulisan.   
Sifat-Sifat  Kebudayaan
1. Kebudayaan beraneka  ragam
Kebudayaan  dapat  menjadi  beraneka  ragam disebabkan  oleh  beberapa faktor  salah satunya  karena  manusia  tidak  mempunyai struktur  anatomi  secara khusus  pada tubuhnya  sehingga  harus  menyesuaikan dengan  lingkungannya. Oleh  karenanya kebudayaan  yang  muncul  harus  disesuaikan dengan  kebutuhan hidupnya. Selain  itu faktor  geografis  juga  sangat  mempengaruhi, sebagai contoh  makanan  yang  dibutuhkan bangsa  Indonesia  yang  terletak  di  wilayah tropis  berbeda  dengan  makanan  yang dibutuhkan  oleh  masyarakat  suku  eksimo yang  bertempat di wilayah kutub.   

2. Kebudayaan dapat diteruskan  melalui  pelajaran 
Penerusan kebudayaan  ini  dapat  disalurkan secara  horisontal  maupun vertikal. Penerusan  budaya  secara  horisontal  dapat dilakukan  terhadap intragenerasi, sedangkan penerusan  kebudayaan secara  vertikal dapat dilakukan terhadap  antargenerasi.  

3. Kebudayaan bersifat statis dan  dinamis
Kebudayaan  statis  disini  yang  dimaksud adalah  kebudayaan  yang  berubah secara perlahan-lahan  dan  dalam  tempo  yang sangat  lama, sedangkan  yang dimaksud dinamis adalah  perubahan  kebudayaan yang relatif  cepat.   

4. Kebudayaan memiliki  nilai 
Nilai kebudayaan  adalah  relatif,  semua tergantung  siapa  yang  memberikan nilai dan alat  ukur  apa  yang  digunakan. Sebagai contoh  bangsa  cenderung menggunakan ukuran  rohani  untuk  alat  penilainya, sedangkan  budaya  barat lebih cenderung dengan  materi.   

Dalam  kehidupan  sehari-hari, manusia membutuhkan  kepuasan  baik  itu kepuasan spiritual  maupun  kepuasan  materil.  

Fungsi  kebudayan  sendiri  pada hakikatnya adalah  untuk  mengatur  agar  manusia dapat mengerti  satu  sama lainya,  bagaimana manusia  harus  bertindak  dan  manusia harus  berbuat  untuk kebaikan  bersama. Jadi pada  intinya  kebudayaa  sebagai  cermin kehidupan manusia,  jika  manusia memegang teguh  kebudayaan  maka  akan  tercipta kehidupan  yang  harmonis.

Sumber:
  • Sudarsono Agus. 2016. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kebudayaan dalam Sosiologi"

Post a Comment