Kelompok Sosial Berdasarkan Tipe-Tipenya

Dasar Pembentukan Kelompok Sosial


Kelompok Sosial dalam Sosiologi

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan manusia lain. Dengan akal dan pikian yang dimilikinya maka manusia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara cepat. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari manusia mampu membuat makanan sendiri. Namun apabila manusia tidak mampu mengatasi masalah sendiri, maka ia akan meminta bantuan orang lain. Ketika manusia berhubungan dengan manusia lain, maka akan terjadi suatu reaksi.

Hubungan sosial yang terjadi didorong oleh dua keinginan dasar manusia yaitu sebagai berikut:

  1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dalam masyarakat.
  2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam dan sekelilingnya. 
Terdapat dua teori tentang proses pembentukan Kelompok Sosial yaitu sebagai berikut:

  1. Teori Identitas Sosial Billing (1976) mendefinisikan bahwa kelompok sebagai kumpulan orang yang menyadari atau mengetahui adanya satu identitas sosial bersama.
  2. Teori Identitas Kelompok Horowitz (1985) menjelaskan bahwa suatu kelompok dibentuk oleh kesamaan identitas ras dan etnik.

Dasar pembentukan Kelompok Sosial   

  1. Faktor kesamaan kepentingan Kepentingan yang sama menjadi pondorong sekumpulan orang untuk membentuk sebuah kelompok sosial. Berbagai Kelompok Sosial berdasarkan kesamaan kepentingn akhir-akhir ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin modern. Misalnya kelompok olahragawan, kelompok arisan dll.
  2. Faktor kesamaan keturunan Keturunan menjadi dasar persatuan dari tali persaudaraan yang kuat bagi manusia. Mereka menganggap satu keturunan dan tinggal dalam suatu masyarakat yang dianggap kalau persamaan latar belakang suku bangsa maupun nenek moyang kemudian membentuk sebuah kelompok sosial. Misalnya kelompok keturunan India, kelompok keturunan cina.
  3. Faktor geografis Kedekatan jarak membuat orang-orang bisa saling dan sering bertemu untuk mengadakan kontak fisik dan melakukan interaksi sosial. Sebagai contoh: Orang-orang yang hidup di sekitar pantai akan membentuk kelompok nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 
  4. Faktor kesamaan daerah asal Adakalanya daerah asal yang sama digunakan sebagai dasar untuk membentuk sebuah kelompok sosial. Anggota kelompok sosial tersebut biasanya tinggal didaerah perantauan yang merasa mempunyai kesamaan kebudayaan bahasa, cara berpikir dan pola kerja, karena mempunyai banyak kesamaan, akhirnya mereka membentuk sebuah kelompok sosial. Contoh, Keluarga Mahasiswa Jawa Barat (KMJB) dan keluarga besar Minang. 

Proses Pembetukan Norma Kelompok 

Perilaku kelompok sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.

Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan diantara anggota kelompok. Pada saat seseorang berperilaku tertentu pihak lain menilai kepantasan atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif. Norma terbentuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.

Tipe-Tipe Kelompok Sosial   

1) Klasifikasi Emiel Durkehim 
a. Solidaritas mekanik
Solidaritas mekanik merupakan ciri masyarakat yang masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja. Tiap-tiap kelompok dapat memenuhi keperluan mereka masing-masing tanpa memerlukan bantuan atau kerjasama dengan kelompok di luarnya. dalam masyarakat yang menganut solidaritas mekanik yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap. Seluruh warga masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif, yaitu mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, ada  diluar warga dan bersifat memaksa.

b. Solidaritas Organik
Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja. Bentuk solidaritas ini bersifat mengikat sehingga unsur-unsur di dalam masyarakat tersebut saling bergantung. Karena adanya ke saling tergantungan ini, ketiadaan salah satu unsur mengakibatkan gangguan pada kelangsungan hidup bermasyarakat. 

2) Klasifikasi Ferdinand Tonies 
a. Gemeinschaft
Gemainschaft merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi dan ekslusif. Keterkaitan tersebut dibawa sejak lahir. Contohnya adalah ikatan perkawinan, agama, bahasa, adat dan rumahtangga.

b. Gesselschaft
Gesselschaft merupakan kehidupan publik dimana sekumpulan orang yang hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri. Gesselschaft bersifat sementara dan semu. Contoh gesselschaft adalah ikatan pekerja dn ikatan pengusaha.

3) Klasifikasi Robert K Merton 
a. Membership Group
Suatu kelompok sosial dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut, atau bisa juga diartikan sebagai suatu Kelompok sosial yang para anggotanya tercatat secara fisik. Untuk membedakan secara tegas keanggotaan atas dasar derajat interaksi dalam kelompok, maka ditemukan istilah yaitu nominal group member (anggota nominal grup) dan peripheral group member (anggota periperal grup). Anggota nominal grup adalah orang yang dianggap masih berinteraksi dengan kelompok sosial yang bersangkutan oleh anggota lain, meskipun interaksinya tidak intens, sedangkan anggota periferal grup dianggap sudah tidak berhubungan lagi dengan kelompok yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan apapun atas kelompok tersebut.

b. Reference Group
Kelompok sosial yang menjadi acuan dalam berperilaku maupu mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam keanggotaan kelompok tersebut. Berikut 2 tipe umum dari reference group: a.Tipe normatif; b.Tipe perbandingan. 

4) Klasifikasi W.G.Summer 
a. Kelompok dalam (in group) 
Kelompok sosial yang individu-individunya mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya. Dikalangan in group dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan dan kedamaian.

b. Kelompok luar (out group) 
Kelompok diluar kelompok in group, apabila  in group berhubungan dengan out group muncullah rasa kebencian, permusuhan, atau perang. Rasa kebencian itu diwariskan dari satu generasi ke generasi lain dan menimbulkan perasaan solidaritas dalam kelompok. Anggota kelompok menganggap kelompok mereka sendiri adalah pusat segala-galanya.

  • Sudarsono Agus. 2016. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kelompok Sosial Berdasarkan Tipe-Tipenya"

Post a Comment