Proses Sosialisasi dalam Sosiologi
Saturday, 13 July 2019
definisi sosialisasi,
Pengantar Sosiologi,
proses sosialisasi,
Sosialisasi
Edit
Sosialisasi dalam Sosiologi
Definisi Sosialisasi Menurut Para Ahli
Sosialisasi merupakan suatu proses interaksi yang dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang. Proses sosialisasi dapat terjadi dengan beberapa tahapan yang dilewati untuk dapat menyesuaikan diri dengan linkungan sosialisasinya. Sosialisasi pada mulanya terjadi dilingkunga kecil seperti keluarga yang seiring dengan berjalannya waktu, proses tersebut semakin luas dan matang. Proses sosialisasi dapat terjadi karena ada pengkondisian sosial yang menyebabkan terjadinya proses sosialisasi sehingga seseorang dapat memahami pola perilaku yang menjadi kebiasan di suatu lingkungan sosial yang disebut dengan masyarakat.
Berikut definisi sosialisasi menurut para ahli:
- Soerjono Soekanto. Sosialisasi merupakan sebuah proses interaksi dimana seseorang dapat belajar membentuk sikap agar dapat bertingkah laku seperti kebiasaan masyarakat pada umumnya.
- Koentaraningrat. Sosialisasi merupakan segala proses yang dialami seseorang dari ia dilahirkan hingga dewasa dan dapat menyesuaikan dirinya dengan masyarakat lainnya.
- Robert M.Z Lawang. Sosialisasi merupakan proses dalam mempelajari suatu norma sosial agar seseorang dapat melibatkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat.
- Ritcher JR. Sosialisasi merupakan proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dilakukan untuk dapat berperan di masyarakat.
- Bruce J. Cohen. Sosialisasi merupakan suatu proses mempelajari nilai kehidupan di dalam masyarakat agar dapat membentuk kepribadian yang sesuai dengan norma masyarakat.
Proses Sosialisasi dalam Masyarakat
Proses sosialisasi di masyarakat dapat dimaknai bahwa suatu proses yang harus dijalani oleh setiap diri individu dalam masyarakat, untuk mempelajari norma sosial dan nilai kehidupan serta mendapatkan ketrampilan agar dapat melibatkan dirinya dan berperan dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain itu proses sosialisasi dimaksudkan sebagai proses yang dapat membentuk kepribadian seseorang yang sesuai dengan norma masyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri dan bertingkah laku seperti kebiasaan masyarakat pada umumnya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses sosialisasi
- faktor internal merupakan faktor yang ada di dalam diri seseorangg, misalkan faktor IQ seseorang yang akan mempengaruhi bagaimana ia berbicara dan menjalin komunikasi dengan orang lain. Seseorang yang memiliki IQ tinggi akan terlihat dari cara berbicaranya begitu pula dengan sebaiknya. Bentuk tubuh juga dapat mempengaruhi proses sosialisasi, seseorang yang minder dengan bentuk tubuhnya akan memiliki sedikit masalah saat harus melakukan sosialisasi dengan orang lain.
- Faktor eksternal merupakan faktor ekstrinsik yang berada di luar diri individu, bukan bagian dari tubuhnya atau psikologisnya namun sangat berpengaruh pada proses sosialisasinya. Misalkan, tempat pergaulannya, tingkat pendidikannya, lingkungan masyarakat sekitarnya serta jenis pekerjaan yang ia jalani.
1) Keluarga
Keluarga merupakan tempat dimana seseorang mengenal orang lain pertama kali sejak ia dilahirkan, ia akan mengenal ibu dan ayahnya terlebih dahulu sebelum mengenal orang lain. Seorang anak akan belajar berkomunikasi dengan orang tuanya terlebih dulu saat ia masih bayi, ia menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi. Contoh sosialisasi dalam keluarga misalkan orang tua mengajak anak berbicara untuk mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayangnya, orang tua akan menasehati anak dan memberikan pengertian kepada anak, saat anak melakukan kesalahan.
2) Sekolah
Sekolah merupakan tempat dimana seseorang dapat mendapatkan ilmu pengetahuan yang akan ia perlukan nantinya. Di sekolah juga belajar tentang menghargai dan menghormati orang lain. Contoh sosialisasi di sekolah misalkan membentuk kelompok untuk belajar bersama, saat belajar guru akan bertanya kepada murid dan murid juga dapat bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti. Proses sosialisasi yang terjalin antara siswa dan guru dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi siswa sehingga siswa dapat mengembangkan pengalaman dan kepribadiannya.
Lingkungan di sini merupakan tempat dimana seorang anak menghabiskan waktunya di luar lingkungan keluarga dan lingkungan sekolahnya. Anak akan berinteraksi dengan banyak orang pada lingkungan ini, anak juga dapat menemukan teman dekat di lingkungan sosialnya. Contohnya anak yang bermain dengan anak tetangganya sehingga terjadi proses sosialisasi, atau kegiatan kerja bakti dan gotong royong yang dilakukan setiap minggu atau setiap bulan sekali.
Macam-macam Pola Sosialisasi
Proses sosialisasi yang dilakukan oleh setiap individu di masyarakat dapat membantu seseorang tersebut dalam proses belajarnya untuk memahami hidup sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Proses sosialisasi memiliki pola-pola tertentu, ada dua macam pola di dalam sosialisasi, yaitu:
1) Sosialisasi represif
Sosialisasi represif merupakan sosialisasi yang menitikberatkan pada penerapan hukuman apabila terjadi kesalahan. Contoh misalkan anak melakukan kesalahan seperti tidak menuruti perintah orang tua, anak akan mendapatkan hukuman, bahkan sering mendapatkan pukulan atau hukuman fisik lain. Jadi sosialisasi melibatkan hukuman fisik dalam memberikan hukuman, agar dapat menimbulkan efek jera bagi pelakunya. Ciri-cirinya antara lain apabila melakukan perbuatan yang salah akan mendapatkan hukuman, mendapatkan imbalan materil apabila mencapai prestasi yang diinginkan, menitikberatkan pada kepatuhan, komunikasi yang terjalin dalam sosialisasi represif merupakan komunikasi satu arah dan berupa perintah, komunikasi yang dilakukan terpusat pada orang yang berkuasa misal orang tua. Biasanya diterapkan oleh orang tua yang otoriter karena menganggap anak tidak dapat atau belum dapat menentukan hal yang baik untuk dirinya. Sehingga orang tua berharap dengan pendidikan yang otoriter tersebut dapat membentuk kepribadian yang tegas.
2) Sosialisasi partisipasif
Sosialisasi partisipasif merupakan pola seosialisasi yang menekankan pada interaksi dua arah. Sehingga ada komunikasi yang terjadi demi mencapai suatu kesepakatan bersama, Pola sosialisasi partisipasif kedudukan pendapat seseorang akan diangggap sama pentingnya walaupun memiliki derajat yang berbeda. Ciri-ciri pola sosialisasi partisipasif antara lain: adanya penghargaan yang diberikan apabila melakukan pencapaian perilaku yang diharapkan, sedangkan hukuman yang didapat apabila tidak sesuai dengan perilaku yang diharapkan hanya bersifat simbolik saja. Dalam bersosialisasi pada pola ini ada interaksi yang terjadi pada beberapa orang, misalkan orang tua melakukan kesepakatan dengan mendengarkan terlebih dahulu pendapat anak tentang tugas yang harus dilakukan seorang anak. Sehingga anak merasa dianggap dan didengarkan pendapatnya, biasanya diterapkan oleh orang tua yang demokratis. Anak diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dari dalam dirinya, sedangkan orang tua hanya mengarahkan dan mendorong agar anak-anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi diri masing-masing.
Dalam proses sosialisasi tersebut, masing-masing mempunyai pola yang berbeda. Perbedaan tersebut sangat dimungkinkan karena faktor karakteristik masing-masing individu, faktor lingkungan, teman sebaya juga mempengaruhi. Sehingga pola sosialisasi represif tepat untuk membangun ketegasan, sedangkan pola partisipatif tepat untuk membangun kepercayaan diri, tanggung jawab dan mandiri. Sejalan dengan pendapat Hurlock bahwa sosialisasi menekankan pada kebebasan namun terkontrol. Sesorang akan dibiarkan melakukan apa yang ia kehendaki namun apabila perilaku tersebut dirasa berlebihan maka akan mendapat teguran untuk memperbaiki diri, itu disebut dengan pola permisif.
Sumber:
- Sudarsono Agus. 2016. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
0 Response to "Proses Sosialisasi dalam Sosiologi"
Post a Comment