Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
Beberapa Bentuk Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial pada prinsifnya adalah arah dari gerak atau perpindahan seseorang, yang artinya ada suatu titik awal dan titik tujuan. Titik awal adalah status semula yang dimiliki seseorang, titik awal ini menentukan arah mobilitas/perpindahan ke status seseorang ke status yang lain.
Bila status awalnya lebih rendah dan status barunya lebih tinggi maka mobilitas sosialnya menaik, demikian pula sebaliknya. Tetapi juga ada perpindahan yang tidak naik ataupun turun yaitu perpindahan secara horizontal, biasanya status sama hanya mobilitas ke posisi atau ke kelompok sama yang lain.
Mobilitas sosial dapat dikategorikan menjadi beberapa, yaitu:
1. Mobilitas horizontal (Horizontal Mobility)
Mobilitas horizontal adalah perpindahan individu atau objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Dengan demikian seseorang hanya mengalami perpindahan semata, akan tetapi tidak menambah tingkatan atau mengurangi tingkatan status yang lama. Perubahan ini tidak membuat seseorang berubah kelas sosialnya, karena perpindahan pada posisi yang sederajat. Mobilitas horizontal biasanya dilakukan seseorang karena alasan perpindahan tempat tinggal, perubahan lingkungan fisik, lingkungan pekerjaan (mutasi). Sering disebut perpindahan lateral (dari desa ke kota), dari kota besar ke kota kecil, dari negara satu ke negara lain, dari sekolah satu ke sekolah lain. Migrasi, tranmigrasi, imigrasi, emigrasi merupakan bentuk perpindahan geografis atau mobilitas lateral.
Mobilitas horizontal sering diikuti perubahan perkerjaan, misalnya dari petani menjadi pedagang, dari buruh tani menjadi petani pemilik. Perubahan jenis pekerjaan banyak dialami masyarakat yang melakukan perpindahan horizontal ini, baik kalangan buruh, kelas ekonomi kelas bawah, menengah, namun pergantian pekerjaan tersebut tidak mengubah status mereka, hanya mungkin kekayaan (kondisi sosial kesejahteraannya) semakin membaik tetapi status sosialnya tidak meng alami perubahan.
2. Mobilitas vertikal
Mobilitas vertikal merupakan perpindahan individu atau kelompok masyarakat dari suatu kedudukan sosial satu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Artinya terjadi perubahan derajat seseorang dari yang rendah menjadi yang tinggi atau sebaliknya. Ciri khas dalam mobilitas sosial vertikal adalah terjadinya perubahan derajat pada individu dalam mobilitas sosial tersebut. Mobilitas vertikal terbagi menjadi dua yaitu:
a. Mobilitas vertikal naik (Sosial climbing)
Sosial climbing adalah perpindahan status seseorang dari kelas sosial yang rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi. Disebut mobilitas vertikal naik karena mobilitas sosial yang di dalamnya terjadi kenaikan derajat. Sosial climbing memiliki dua bentuk utama yaitu:
- Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
- Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut. Contohnya, seorang guru yang berprestasi diangkat menjadi kepala sekolah.
b. Mobilitas vertical turun ( Social sinking)
Social sinking adalah perpindahan status dan peran seseorang dari kelas sosial lebih tinggi menuju kelas sosial lebih rendah. Disebut mobilitas vertikal turun karena mobilitas sosial yang berlangsung adalah terjadinya penurunan derajat.
Sosial sinking memiliki dua bentuk utama, yaitu:
- Turunnya kedudukan individu-individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
- Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contohnya, seorang ketua partai politik diturunkan atau dikeluarkan karena terdakwa korupsi (sebagai koruptor).
Pada mobilitas sosial vertikal memiliki lima prinsip antara lain yaitu :
- Hampir tidak ada masyarakat yang sifatnya mutlak tertutup, sekalipun pada masyarakat sistem kasta.
- Gerak sosial vertikal tidak mungkin dapat dilakukan sebebas-bebasnya meski stratifikasinya terbuka karena ada hambatan-hambatan.
- Gerak sosial vertikal memiliki cirri-ciri khas dalam setiap masyarakat.
- Laju gerak sosial vertikal yang disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda, seperti: ekonomi, politik, pekerjaan, pendidikaan.
- Tidak ada kecendrungan yang kontinu mengenai bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial, dan ini berlaku bagi semua masyarakat.
3. Mobilitas Sosial Intragenerasi
Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi. Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas sosial yang dialami seseorang selama masa hidupnya (dalam satu generasi) atau berdasarkan riwayat hidupnya.
Mobilitas ini hanya terjadi pada generasi yang sama, yaitu adik, kakak. Dalam suatu keluarga sering memiliki banyak anak, dalam keluarga ini secara normal kakak memiliki status yang lebih tinggi dari pada adiknya. Sepanjang riwayat hidupnya, bisa juga terjadi kebalikannya bila adik mempunyai status sosial yang lenih tinggi, kalau adik mempunyai kekudukan dalam masyarakat yang lebih tinggi dari kakaknya. Misalnya, kakak beradik semula sama sama buruh tani, adik mempunyai semangat dan bekerja keras. Hasil kerja kerasnya sang adik meningkat ekonominya dan menjadi pedagang hasil bumi yang sukses, sementara sang kakak tetap menjadi buruh tani.
Dalam pandangan masyarakat sang adik mempunyai status ekonomi yang lebih dari pada kakaknya. Mobilitas dalam keluarga tersebut mengalami perubahan, perubahan pada status kakak dan adik inilah yang dinamakan sebagai mobilitas intragenerasi. Mobilitas intragenerasi juga bisa naik dan turun. Contoh mobilitas intragenerasi naik: Adik yang sukses menjadi kepala desa sedang kakaknya menjadi warga masyarakat biasa. Namun bisa juga kakak yang semula rakyat biasa, belajar dengan giat sehingga menjadi sarjana. Dengan kepandaiannya sang kakak memperoleh pekerjaan menjadi direktur perusahaan, sementara sang adik tetap menjadi pamong desa.
Ada pula pandangan lain, ahli yang mengatakan bahwa mobilitas intragenerasi adalah gerak perpindahan dalam kelompok yang sama, seperti seseorang yang semula bekerja di suatu perusaha menjadi staf biasa, kemudian dipindahkan ke perusahaan lain menjadi direktur. Orang tersebut mengalami perpindahan status.
Pada masa reformasi banyak pegawai yang dilakukan pemutusan hubungan kerja, sehingga mereka mencari peekerjaan di tempat lain atau berstatus menjadi penganggur. Demikian pula sebaliknya dengan reformasi banyak pegawai yang semula staf biasa bisa naik status menjadi kepala bagian atau pindah posisi lain meninggalkan posisi sebelumnya.
4. Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas antar dua generasi atau lebih. Merupakan perbedaan status seseorang dibandingkan dengan status orang tuanya, atau gegerasi lainnya (sebelum dan sesudahnya). Gerak perpindahan ini terjadi antar generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, generasi buyut dan seterusnya. Mobilitas antargenerasi ditandai dengan perubahan dan perkembangan taraf hidup dalam suatu generasi, baik perkembangan naik atau turun. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial ekonomi dari satu generasi ke generasi lainnya.
Kalau mobilitas intragenerasi hanya meliputi satu generasi yang sama, maka berbeda halnya dengan mobilitas antargenerasi. Mobilitas antargenerasi adalah perbedaan status seseorang dibandingkan dengan status generasi lainnya. Mobilitas sosial ini yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Mobilitas seperti ini terjadi karena adanya perubahan status sosial antara ayah dengan anak, anak dengan cucu, dan seterusnya.
Mobilitas antargenerasi mengacu kepada perbedaan status yang dicapai seseorang yang telah memiliki keluarga sendiri dibandingkan dengan status sosial yang dimiliki orang tua atau geenerasi lainnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup. Dalam mobilitas antargenerasi juga bisa terjadi gerak naik maupun turun. Contoh mobilitas sosial antargenerasi naik, anak seorang petani yang rajin dan bersekolah cukup tinggi bisa menjadi pegawai negeri, menjadi kepala kantor / direktur perusahaan dsb. Dalam mobilitas sosial ini terjadi perbedaan status sosial antara generasi orang tua dan generasi keturunannya. Namun hal ini bisa saja terjadi sebaliknya, justru anak keturunannya tidak mampu memperoleh status sosial yang lebih baik dari orang tuanya.
5. Mobilitas geografis
Mobilitas geografi adalah perpindahan seseorang atas dasar posisi geografisnya. Mobilitas geografis menekankan pada perpindahan individu atau kelompok masyarakat dari satu daerah ke daerah yang lain. Proses terjadinya mobilitas geografi karena transmigrasi, urbanisasi, migrasi, imigasi dan emigrasi. Mobilitas ini lebih menekankan pada tempat yang membuat individu atau kelompok mengalami perubahan status tempat tinggalnya.
Misalnya, seorang petani yang semula tinggal di pedesaan, mencari pekerjaan ditempat lain, ke kota menjadi sopir atau pembantu rumah tangga dan menetap dirumah majikannya. Sekelompok warga pindah ke desa lain karena tempat tinggal semula rumahnya hancur karena tertimpa tanah longsor.
Sumber:
- Sudarsono Agus. 2016. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
0 Response to "Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial"
Post a Comment