Makalah Sosiologi Industri : Industri dan Stratifikasi Sosial
Industri dan Stratifikasi Sosial
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masyarakat industri sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka, artinya setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kedudukan sosialnya di atas maupun sebaliknya.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masyarakat industri sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka, artinya setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kedudukan sosialnya di atas maupun sebaliknya.
Stratifikasi sosial pada masyarakat industri ditentukan oleh kemampuan dan keberuntungan setiap individu, pada masyarakat industri peranan kaum bermodal sangat besar. Bahkan kehidupan negara dewasa ini banyak dikuasai oleh kaum bermodal. Dalam pandangan sosiologis bahwasanya masyarakat industri terdapat spesialisasi pekerjaan.
Terbentuknya spesialisasi pekerjaan tersebut disebabkan oleh semakin kompleks dan rumitnya bidang-bidang pekerjaan dalam masyarakat industri, yang kemudian menimbulkan adanya stratifikasi dalam masyarakat yang biasanya berbentuk piramida. Stratifikasi sosial inilah yang menentukan strata anggota masyarakat yang ditentukan berdasarkan sikap dan karakteristik masing-masing anggota kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
tujan penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk bisa mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh industri terhadap stratifikasi soial atau sebaliknya, semoga dengan disusunnnya makalah ini dapat member manfaat serta menambah pengetahuan bagi penulis serta pembaca.
BAB II KAJIAN PERPUSTAKAAN
2.1 Pemahaman Konseptual
Dalam masyarakat industri biasanya terdapat spesialisasi pekerjaan. Terbentuknya spesialisasi pekerjaan tersebut disebabkan oleh semakin kompleks dan rumitnya bidang-bidang pekerjaan dalam masyarakat industri.
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana pengaruh industri terhadap stratifikasi sosial?
- Bagaimana pengaruh sistem stratifikasi sosial terhadap industri?
tujan penulisan karya ilmiah ini yaitu untuk bisa mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh industri terhadap stratifikasi soial atau sebaliknya, semoga dengan disusunnnya makalah ini dapat member manfaat serta menambah pengetahuan bagi penulis serta pembaca.
BAB II KAJIAN PERPUSTAKAAN
2.1 Pemahaman Konseptual
Dalam masyarakat industri biasanya terdapat spesialisasi pekerjaan. Terbentuknya spesialisasi pekerjaan tersebut disebabkan oleh semakin kompleks dan rumitnya bidang-bidang pekerjaan dalam masyarakat industri.
Proses perubahan yang terjadi dalam diferensiasi pekerjaan ini mengakibatkan terjadinya hierarki prestise dan penghasilan yang kemudian menimbulkan adanya stratifikasi dalam masyarakat yang biasanya berbentuk piramida. Stratifikasi sosial inilah yang menentukan strata anggota masyarakat yang ditentukan berdasarkan sikap dan karakteristik masing-masing anggota kelompok.
Distribusi terjadi karena dalam masyarakat terdapat barang-barang yang bernilai/berharga namun jumlahnya langka dan harus dialokasikan kepada anggota-anggota masyarakat. Model dari proses distribusi dalam masyarakat, terutama masyarakat industri adalah stratifikasi sosial. Mobilitas sosial merupakan perpindahan status dalam stratifikasi sosial.
Studi tentang mobilitas sosial bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu struktur sosial yang ada di dalam masyarakat terbuka atau memberikan peluang yang sama pada seluruh anggotanya untuk meningkatkan posisi sosialnya. Di sisi lain, studi tentang mobilitas sosial juga merupakan suatu studi untuk mengetahui berbagai sebab, pola dan konsekuensi perubahan sosial yang terjadi pada individu maupun masyarakat.
2.1.2 Industri dan Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial mengacu pada pembagian para anggota masyarakat ke dalam tingkatan atau strata yang berkaitan dengan sikap dan karakteristik masing-masing anggota atau kelompok. Stratifikasi bukanlah suatu sub sistem dalam masyarakat, lain halnya dengan ekonomi, pendidikan atau keluarga yang merupakan sub-sistem masyarakat.
2.1.2 Industri dan Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial mengacu pada pembagian para anggota masyarakat ke dalam tingkatan atau strata yang berkaitan dengan sikap dan karakteristik masing-masing anggota atau kelompok. Stratifikasi bukanlah suatu sub sistem dalam masyarakat, lain halnya dengan ekonomi, pendidikan atau keluarga yang merupakan sub-sistem masyarakat.
Stratifikasi adalah suatu aspek umum dari struktur dalam sistem sosial yang kompleks. Dalam makalah ini akan dibahas masalah hubungan antara stratifikasi sosial dalam berbagai bentuk di dalam industri dan masyarakat luas. Secara umum stratifikasi sosial dapat diartikan pembedaan anggota masyarakat yang dilihat secara hirarkhi (bertingkat-tingkat).
Perbedaan masyarakat yang dilihat dari lapisan-lapisan social baik lapisan atas menengah maupun lapisan bawah, stratifikasi social sangat berhubungan erat dengan industry, karena yang mana si pemilik modal ( orang yang berada dilapisan atas ) mendirikan sebua industry dan masyarakat akan mendapatkan pekerjaan dari industry tersebut, sehingga dalam industry tersebut juga ada susunan stratanya.
Perlu kita ketahui, bahwa dalam sosiologi industry kita dapat melihat masyarakat yang berada dalam industry dan bagaimana masyarakat tersebut, berikut ada dua poin mengenai masyarakat industry:
Pitirim A. Sorokin, mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) dengan perwujudannya adalah kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.
Ukuran yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:
Perlu kita ketahui, bahwa dalam sosiologi industry kita dapat melihat masyarakat yang berada dalam industry dan bagaimana masyarakat tersebut, berikut ada dua poin mengenai masyarakat industry:
- Pertama adalah masyarakat tempat industri berada. Mereka bisa masyarakat yang mendorong terbentuknya industri dan mereka yang terpengaruh dalam pengertian baik dan buruk oleh industri.
- Kedua adalah kelompok orang yang berada dalam industri dan menjalankan industri tersebut. Kelompok orang ini mengadakan interaksi satu sama lain sehingga dapat kita katakan sebagai masyarakat
Pitirim A. Sorokin, mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam lapisan kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) dengan perwujudannya adalah kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.
Ukuran yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah sebagai berikut:
- Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk ke dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut, misalnya, dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, kendaraan, cara-cara menggunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.
- Ukuran kekuasaan. Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atas.
- Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan/ataukekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang pernah berjasa.
- Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Karena ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal demikian memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walau tidak halal.
Di lain pihak, orang orang yang berbakat dan berpendidikan relatif sedikit, sehingga masyarakat terpaksa menawarkan posisi yang lebih tinggi kepada orang-orang yang memiliki bakat dan kemampuan yang dibutuhkan agar masyarakat tersebut mampu mempertahankan eksistensinya.
Dalam tahun 1948, Davis melakukan modifikasi terhadap teori-teori itu dengan menambahkan bahwa mobilitas orang-orang yang lebih berbakat dan berkemampuan lebih tinggi sering dihambat oleh latar belakang status keluarganya. Jadi kesimpulannya stratifikasi adalah suatu hal yang tidak terhindarkan didalam masyarakat, stratifikasi pasti akan terjadi didalam masyarakat dan stratifikasi ini mendorong masyarakat untuk melakukan persaingan yang pada akhirnya mendapatkan prestasi..
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Industri Terhadap Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dalam masyarakat industri modern, memiliki dua bentuk utama, yaitu: kelas dan status. Bentuk-bentuk lain dari stratifikasi sosial seperti kekayaan dan kasta tidak perlu di bahas dalam buku ini. Ada banyak literatur yang kontroversial yang membahas masalah yang berhubungan dengan status dan kelas sosial "Kelas" umumnya digunakan untuk menunjukkan pembagian di dalam masyarakat yang didasarkan atas posisi ekonomi dalam masyarakat, tanpa memperhatikan apakah mereka menyadari posisinya itu atau tidak.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Industri Terhadap Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dalam masyarakat industri modern, memiliki dua bentuk utama, yaitu: kelas dan status. Bentuk-bentuk lain dari stratifikasi sosial seperti kekayaan dan kasta tidak perlu di bahas dalam buku ini. Ada banyak literatur yang kontroversial yang membahas masalah yang berhubungan dengan status dan kelas sosial "Kelas" umumnya digunakan untuk menunjukkan pembagian di dalam masyarakat yang didasarkan atas posisi ekonomi dalam masyarakat, tanpa memperhatikan apakah mereka menyadari posisinya itu atau tidak.
"Status sosial" tidak menggambarkan pembagian posisi dalam masyarakat, tetapi menunjukkan tingkat posisi seseorang atau kelompok yang ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk diantaranya di dalam masyarakat.
Secara historis, konsep kelas merupakan bagian terpenting dalam teori Karl Marx tentang masyarakat, yang menekankan perlunya perjuangan kelas, yaitu perjuangan si miskin melawan si kaya dalam usaha untuk menguasai sumber-sumber produksi.
Sementara itu Marx Weber lebih menunjukkan perhatiannya terhadap tipe lain dari stratifikasi yang berasal dari pengakuan terhadap suatu status yang mungkinakan mematahkan struktur kelas.
Kaitan antara industri dan stratifikasi berdasarkan status semakin lama semakin kabur, terutama disebabkan semakin luasnya ruang lingkup hal-hal yang berkaitan dengan istilah status. Seandainya status diukur dengan suatu nilai yang spesifik, baik yang beIdampak positif, atau negatif, yaitu suatu nilai kehormatan diri, ia bisa dinyatakan sebagai suatu bentuk economic power dan non-economic power yang bentuknya bisa berupa kemampuan membeli berbagai jenis barang konsumtif, tingkat pendidikan, latar belakang keluarga atau keturunan dan sebagainya.
Kaitan antara industri dan stratifikasi berdasarkan status semakin lama semakin kabur, terutama disebabkan semakin luasnya ruang lingkup hal-hal yang berkaitan dengan istilah status. Seandainya status diukur dengan suatu nilai yang spesifik, baik yang beIdampak positif, atau negatif, yaitu suatu nilai kehormatan diri, ia bisa dinyatakan sebagai suatu bentuk economic power dan non-economic power yang bentuknya bisa berupa kemampuan membeli berbagai jenis barang konsumtif, tingkat pendidikan, latar belakang keluarga atau keturunan dan sebagainya.
Berkaitan dengan pengaruh industri terhadap keluarga, pengaruh industri terhadap sistem stratifikasi mungkin bisa bersifat langsung melalui kekuatan ekonomi serta posisi dan wewenang di dalam perusahaan, ataupun bisa juga bersifat tidak langsung, yaitu melalui status dalam perusahaan yang ditransmisikan menjadi status dalam masyarakat, termasuk melalui rantai antara situasi pasar dan gaya hidup.
3.1.1 Perbedaan Status
Perbedaan di dalam penentuan suatu status boleh saja disebabkan adanya analisa terhadap sumber-sumber status yang berbeda. Misalnya, suatu pekerjaan dapat memberikan suatu status dikarenakan imbalan yang diberikannya (baik secara ekonomis atapun psikologis), atau karena prestise, kekuasaan dan pentingnya fungsi pekerjaan tersebut dalam masyarakat.
3.1.1 Perbedaan Status
Perbedaan di dalam penentuan suatu status boleh saja disebabkan adanya analisa terhadap sumber-sumber status yang berbeda. Misalnya, suatu pekerjaan dapat memberikan suatu status dikarenakan imbalan yang diberikannya (baik secara ekonomis atapun psikologis), atau karena prestise, kekuasaan dan pentingnya fungsi pekerjaan tersebut dalam masyarakat.
Ke empat sumber status tersebut mungkin memiliki tingkat yang sama, mungkin juga tidak, hal ini tergantung pada pandangan masyarakat terhadap pekerjaannya itu sendiri. Jika seseorang memiliki status yang tinggi dalam suatu pekerjaan, misalnya dikarenakan imbalannya yang tinggi, bisa saja merasa rendah diri bila pekerjaan tersebut memiliki nilai prestise yang rendah. Hal semacam itu menyebabkan "suatu tekanan terhadap persamaan dari atribut-atribut status".
3.2 Pengaruh Sistem Stratifikasi Sosial Terhadap Industri
Perusahaan-perusahaan industri, baik secara kolektif maupun individual, memiliki suatu sistem stratifikasi yang memiliki aspek-aspek internal dan ekternal. Secara internal, pekerjaan bisa dilihat berdasarkan fungsinya didalam perusahaan.
3.2 Pengaruh Sistem Stratifikasi Sosial Terhadap Industri
Perusahaan-perusahaan industri, baik secara kolektif maupun individual, memiliki suatu sistem stratifikasi yang memiliki aspek-aspek internal dan ekternal. Secara internal, pekerjaan bisa dilihat berdasarkan fungsinya didalam perusahaan.
Secara ekternal, kita harus meninjau stratifikasi status didalam masyarakat, dimana seseorang sering memiliki hak-hak istimewa berdasarkan jabatannya di tempat ia bekerja.
Dengan kata lain bahwa system stratifikasi sosial dalam masyarakat industry sifatnya terbuka, artinya setiap orang bisa mendapatkan status social yang berada pada lapisan atas, karena pada dasarnya system stratifikasi social ini merupakan system yang terbuka, bisa saja yang dilapisan atas jatuh kebawah maupun sebaliknya, nah bicara pada masyarakat industri jelaslah bahwa system stratifikasi social inilah yang dapat membuat masyarakat untuk berada dilapisan atas yaitu dengan usaha di perindustrian (industri).
Seperti halnya dalam masyarakat umum yang mengenal kelas-kelas sosial atau tingkat status, didalam perusahaan industri pun terdapat hirarki kekuasaan yang pada hakikatnya berkaitan dengan tingkat status sipemegang kekuasaan tersebut.
Seperti halnya dalam masyarakat umum yang mengenal kelas-kelas sosial atau tingkat status, didalam perusahaan industri pun terdapat hirarki kekuasaan yang pada hakikatnya berkaitan dengan tingkat status sipemegang kekuasaan tersebut.
Berbagai peranan dalam perusahaan diwujudkan dalam struktur jabatan dalam perusahaan, dimana kepala eksekutif berada pada struktur paling atas dan pekerja biasa berada dalam struktur paling bawah. Selanjutnya, perbedaan dalam tingkat struktur jabatan berkaitan dengan perbedaan dalam kondisi kerja yang didapatkan dalam masing-masing tingkat.
Sebagai contoh, seseorang yang memiliki harta yang banyak atau katakanlah dia yang memiliki sebuah perusahaan dan jelas bahwa dia merupakan bos, jadi secara otomatis dia berada dikalangan atas dan para stafnya atau tenaga kerja hanya berada dikalangan atas, sehingga muncullah system stratifikasi dalam industri.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh stratifikasi social terhadap indusri sangat besar pengaruhnya pada masyarakat industry, yang mana dengan adanya industry sehingga dapat terbentuknya system stratifikasi didalam masyarakat itu sendiri.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh stratifikasi social terhadap indusri sangat besar pengaruhnya pada masyarakat industry, yang mana dengan adanya industry sehingga dapat terbentuknya system stratifikasi didalam masyarakat itu sendiri.
Karena pada dasarnya dalam masyarakat industri sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka, artinya setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk mobilitas vertikal maupun sebaliknya malah jatuh kebawah.
Mobilitas pada masyarakat industri ditentukan oleh kemampuan dan keberuntungan setiap individu. Pada masyarakat industri perana kaum bermodal sangat besar. Bahkan kehidupan negara dewasa ini banyak dikuasai oleh kaum bermodal.
4.2 Saran-saran
Pada saat menduduki status social yang berada dikalangan atas maka jangan lupa berpikir kepada kalangan bawahnya, karena tentu saja hari ini anda yang diatas namun belum tentu anda besok akan di atas juga.
4.2 Saran-saran
Pada saat menduduki status social yang berada dikalangan atas maka jangan lupa berpikir kepada kalangan bawahnya, karena tentu saja hari ini anda yang diatas namun belum tentu anda besok akan di atas juga.
Ketika jadi para pemodal dan dapat membangun sebuah industry dan perlu dijaga sikapnya didalam perindustrian tersebut, sehingga sama-sama merasakan kepuasan terhadap tenaga kerja dari pendiri industry tersebut.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
- Prof. Dr. Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi. Cetakan ketiga, (Jakarta, Penerbit fakultas Ekonomi, 2004)
- S.R. Parker, R.K. Brown, J. Child, & M.A. Smith. Sosiologi Industri. Cetakan Pertama,1985 ( PT Bina Aksara, Jakarta)
- Kingslay Davis, Human Society, cetakan ke-13, ( New York: Macmillan Company, 1960 )
- Aditjondro, J. George. 2003. Pola-Pola Gerakan Lingkungan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
0 Response to "Makalah Sosiologi Industri : Industri dan Stratifikasi Sosial"
Post a Comment