ISLAM POLITIK : Sebuah Analisis Marxis (PENGANTAR)
Hai sobat solidarity, setelah lama tidak lagi memposting artikel, pada kesempatan ini dan seterusnya saya akan mencoba terus melakukan ppostingan. Kali ini saya akan membahas mengenai ISLAM, POLITIK DAN ISLAM POLITIK (sebuah analisis marxis) dan saya kutip dari Buku Deepa Kumar.
SEJAK 11 September 2001, atau yang lebih dikenal khalayak dunia dengan peristiwa 9/11, pertanyaan mengenai Islam politik telah mengemuka dalam khasanah politik dunia. ‘Perang melawan teror’ telah mengubah seluruh diskusi tentang hubungan antara Islam dan Dunia Barat.
Cukup banyak buku dan esai yang muncul membahas topik ini. Dari buku ini saya kutip ada beberapa poin penting untuk dijadikan pengantar, diantaranya:
1. Dengan mudahnya, para analis konservatif memutar ulang klise Orientalis klasik, dan mengemukakan ide bahwa Barat telah, sekali lagi, berada dalam posisi perang melawan ‘Islam.’ Logika yang menaungi argumen ini adalah bahwa ‘kita’ sekuler dan demokratis, sementara ‘mereka’ tenggelam dalam keterbelakangan yang muncul dan melekat pada Islam.
Argumen tersebut telah menjadi bagian dari ideologi pengetahuan umum (common-sense) di Amerika Serikat dan bangsa-bangsa lainnya.
2. Dalam buku kecil ini, saya coba memposisikan diri untuk melihat secara historis fenomena Islam Politik dan menjelaskan hal ihwal sampai menjadi demikian.
Untuk itu, saya akan memulainya dengan membongkar gagasan atau pendapat yang mengatakan bahwa kebangkitan organisasi-organisasi Islam adalah perkembangan alami Islam, dan sebaliknya akan menunjukkan pada pemisahan historis secara de facto antara agama dan politik pada mayoritas masyarakat Muslim. Selebihnya, tulisan ini akan menunjukkan bahwa setidaknya pada dua abad terakhir sampai dengan beberapa dekade terakhir di abad ke-20, kecenderungan dominan di ‘dunia Muslim’ adalah menuju sekularisasi. Sementara, kecenderungan menuju Islamisme pada tiga dekade terakhir abad ke-21, adalah hasil dari kondisi politik dan ekonomi tertentu.
Lebih dari itu, kondisi-kondisi tersebut juga bukannya tidak sama dengan yang terjadi pada kebangkitan fundamentalisme lain, seperti fundamentalisme Hindu di India dan Kanan Baru di Amerika Serikat.
Buku ini lalu akan menjabarkan kondisi sejarah khusus yang memungkin kan munculnya Islam Politik. Ini termasuk peran aktif yang dimainkan Amerika Serikat dalam menempatkan Islam dan Islam Politik sebagai alternatif di samping nasionalisme sekuler dan kiri; intervensi dan dominasi imperial yang gigih; kelemahan internal yang menyulut kegagalan nasionalis sekuler dan berbagai partai-partai kiri telah menciptakan kekosongan ideologi di mana Islamis mampu mendudukinya; krisis ekonomi dan memburuknya situasi di era neoliberal, yang membawa kesempatan atas keterbukaan ekonomi untuk Islamis dan jaringan sosial mereka.
Pada bagian penutup, saya menawarkan metode umum bagaimana kaum progresif dan kiri melihat Islam Politik, menggarisbawahi pendekatan yang sebelumnya diambil oleh kaum Marxis dan revolusioner, dengan titik berat khusus pada teori dan praktek yang diformulasikan di beberapa tahun pertama Comintern, dewan internasional radikal yang dibentuk setelah Revolusi Rusia.
Intinya, argumentasi yang akan dikemukakan adalah bahwa kaum Marxis seharusnya tidak mendukung Islamis secara tak kritis atau selalu melihat mereka sebagai musuh yang permanen dan tak dapat dihentikan. Sebaliknya, sebuah pendekatan Marxis mempertimbangkan bahwa kita harus menguji kelompok-kelompok ini berikut aksi-aksinya kasus per kasus dalam analisa historis yang konkret.
Fenomena yang ditelaah di sini ini secara variatif telah sering dimaksudkan sebagai ‘Islamisme,’ ‘fundamentalisme Islam,’ ‘neo-fundamentalisme Islam,’ dan sebagainya.
Saya akan menggunakan istilah-istilah ini secara bergantian, mengetahui bahwa mereka memiliki resonansi-resonansi yang berbeda pada negara-negara yang berbeda pula. Singkatnya, Islam politik mengacu pada jajaran kelompok yang telah terbentuk berdasarkan sebuah reinterpretasi atau penafsiran kembali Islam untuk melayani tujuan-tujuan politik secara khusus.
0 Response to "ISLAM POLITIK : Sebuah Analisis Marxis (PENGANTAR)"
Post a Comment