Politik Kertas Langkah Awal Menuju Korupsi

Hai sahabat Pena Sosiologis, bagaimana kabar kalian selama ini, semoga baik-baik saja. Pada kesempatan ini saya akan membagikan tulisan mengenai kekuasaan yaitu tentang politik kertas atau dengan kata lain merupakan money politik yang akan berdampak pada tatanan Negara serta sistem pemerintahan.

Pada umumnya politik merupakan negara, namun secara khususnya politik merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. Ya, untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. Berbicara kekuasaan tentu yang terlintas di benak kita ialah berkuasa, akan tetapi di sini saya akan memberikan pemahaman bahwa "kekuasaan" itu sendiri merupakan sesuatu yang langka, sehingga seseorang akan melakukan upaya tertentu untuk mendapatkan kelangkaan tersebut.

Kelangkaan merupakan sesuatu yang memiliki sifat yang sangat mahal, hal ini dikarenakan untuk mendapatkan barang langka maka akan berebut untuk bisa memilikinya. Nah, begitulah gambaran mengenai kekuasaan dalam dunia politik. Baik, semoga pembaca dengan mudah memahaminya.

Mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan merupakan salah satu fenomena yang terjadi ketika pesta demokrasi sedang berjalan, untuk memperoleh kelangkaan (kekuasaan) para peserta yang mengikuti pesta demokrasi saling memaparkan visi dan misi juga bahkan program unggulan masing-masing. Namun, dalam hal ini ada juga untuk menggunakan cara instan untuk mendapatkan kekuasaan, yaitu dengan politik kertas.

Politik kertas merupakan politik yang sifatnya instan untuk memperoleh kekuasaan, kertas di sini maksudnya ialah yang memiliki nilai, katakanlah seperti uang dan komitmen fee para pendukung sejati yang tertulis diatas hitam dan di bawah putih. Hal ini kemudian akan menjadi faktor penyimpangan dalam tata negara, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan kekuasaan jika sudah mendapatkannya yang digunakan untuk melakukan penyimpangan, baik itu perbuatan korup maupun suap.

Penyimpangan yang dilakukan dari hasil politik kertas tersebut merupakan penyalahgunaan kekuasaan, sehingga kertas yang menjadi modal utama untuk mendapatkan kekuasaan akan terjadi relasi bagaimana supaya kertas yang sudah habis bisa dimiliki kembali, dengan demikian langkah awal menuju kehancuran dalam tatanan negara akan terjadi secara instan dan bahkan sebagian menganggapnya sebagai hal yang lumrah. Katakanlah sebagai kasus korupsi yang menerjang para pemegang kekuasaan.

Jika menelisik dari awal proses mendapatkan kekuasaan, maka tidak menutup kemungkinan ada yang menggunakan politik kertas, bahkan politik kertas tersebut sangat populer untuk mendapatkan kekuasaan. Begitu pula dalam hal mempertahankan kekuasaan, karena hal tersebut terbilang instan bagi para calon peraih kekuasaan, di samping memiliki banyak kertas yang bernilai tinggi untuk meningkatkan komitmen dalam pemilihan maka semakin tinggi harapannya memperoleh kekuasaan.

Sumber:
Dokumen Pribadi